Jumat, 18 Agustus 2017

Kuliner Klaten; Bebek Pedes Madura Yang Wajib Kamu Nikmati (Rumah Makan Legenda Klaten)



 

Konon makanan berbasis bebek adalah makan khas Madura yang paling dicari para wisatawan. Bukan sate ? Bukan . . . tapi nasi bebek Madura.

Banyak orang yang bilang terasa belum ke Madura kalau belum makan nasi bebek di sana. Memang buanyak orang yang mengakui bahwa nasi bebek Madura itu super nguangenin buanget, apalagi samblenya yang super duper puedas itu. Nguangenin bah-ngeettt . . . beneran lo . . .

Wah kita mesti melancong ke Madura dong . . . ? Ke Klaten saja . . . ke Rumah Makan Legenda Klaten. Di sana ada menu bebek pedes Madura kok . . .

Awalnya karena termakan omongan orang-orang itu, akhirnya Rumah Makan Legenda Klaten menghadirkan menu bebek pedes Madura yang super duper nguangegin tersebut. Rumah Makan Legenda Klaten ini adanya di dekat Proliman Bramen Jalan Mayor Kusmanto Sekarsuli Klaten Utara. 

Memang mesti diakui kalau menu Bebek Pedes Madura yang ada di Rumah Makan Legenda Klaten ini terinspirasi oleh bebek-bebek yang ada di Jakarta dan Madura sana. La dari pada orang Solo, Boyolali, Klaten dan Jogajakarta pas pingin nasi bebek pedes Madura mesti pergi ke Jakarta atau Madura, iya to ? Makanya di hadirkan di Klaten. Datang saja ke Klaten, gampang to ? Rasanya dijamin mas nyooosss . . .

Kalau nasi Bebek Mak Isa di Jakarta sana sudah terkenal dengan konsumen fanatiknya, hingga banyak orang yang rela antri demi menyantap satu piring nasi bebek. Di Klatenpun, insya Allah akan begitu juga. Yang di sana di Jakarta, walaupun tempatnya sederhana, warung nasi bebek ini membuat konsumen fanatiknya tak jemu-jemunya terus datang. Nasi bebek pedes Madura yang ada di Rumah Makan Legenda Klatenpun insya Allah akan terjadi hal yang sama . . .

Nasi bebek pedes Madura di Rumah Makan Legenda Klaten, memiliki rasa yang mak nyooss . . . Potongan bebek gorengnya yang empuk diciprat-ciprat kuah kuning, ditaburi serundeng plus sambel bebeknya yang mak nyoss . . Hmmm sambel bebeknya ini yang menjadikan Nasi Bebek Madura berbeda dengan masakan bebek goreng yang lain.

Walau tampilannya gak begitu menarik, dengan sambel berwarna cokelat pekat kehitam-hitaman, tapi pas dikecap rasanya tiada duanya . . . tiada tiganya bahkan mungkin tiada empatnya . . . pokoknya satu-satunya dahhh . . . Bebek yang digoreng empuk dengan bumbunya pedas ditambah dengan nasi anget, empuk dan pulen bisa bikin perut kenyang, senyum terkembang dan hati riang trus . . . bikin lupa utang he he he . . . 

Kamu bisa menikmati bebek pedes Madura di Rumah Makan Legenda ini dengan harga Rp 16.000 saja, kalau di Jakarta bisa sampai 30.000 an lo . . . Ini Klaten jadi murah. Maklum Klaten itu ndeso sih . . . jadi murah. Ndeso dan ngangeni . . .

Ayoooo dicoba-dicoba-dicoba-dicoba . . . Nggak perlu repot-repot datang ke Jakarta untuk menikmati Nasi Bebek Mak Isa khas Madura . . . Nggak perlu repot-repot datang ke Madura untuk menikmati Nasi Bebek Sinjay khas Suramadu, sekarang nasi bebek yang fenomenal ini bisa ditemukan di Rumah Makan Legenda Klaten. Menu khas di sini adalah bebek goreng dengan taburan serundeng yang gurih, dengan sambel bebek yang khas dan kuah kuning yang lezaattt . . . 

Nasi bebek pedes Madura di Rumah Makan Legenda Klaten ini soal tampilan bisa beda dengan nasi bebek mak Isa di Jakarta atau nasi bebek Sinjay di Madura. Tapi daging bebeknya yang mak nyooss, sausnya yang cokelat pekat, plus taburan serundengnya hhmmm . . .  nyem . . . nyem . . .nyem . . bikin gak ada bedanya. 

Nasi bebek pedes Madura ini memang memiliki ciri khas tersendiri. Nasi bebek pedes Madura memang nggak pelit sama bumbu jadi bumbunya dipaksa meresap sampai ke daging bebeknya, dengan cara diungkep berjam-jam. Sampai meresap ke dalam daging. Alhamdulillah mantaplah pokoknya . . .


Rabu, 16 Agustus 2017

Mak Nyusss . . .Bebek Pedes Serundeng Kelapa Di Rumah Makan Legenda Klaten



 
Buat para penggemar kuliner, terutama kulineran bebek, ayam atau welut, yang kebetulan sedang di Solo atau di Jogjakarta syukur-syukur pas melintas di wilayah Klaten Jawa Tengah, ada satu hal yang harus penjenengan lakukan yaitu kulineran di Klaten. Kulineran di Klaten ? Iya kulineran di kota yang diapit oleh Kota Solo dan Jogjakarta ini.

Terus kuliner apa yang mesti diampiri di kota kecil ini ?
Kuliner nasi bebek pedes !! Wah kuliner bebek pedes ???
Bebek pedes masakan model nasi bebek Madura itu ? Iya nasi bebek pedes model Madura itu.
Jadi di Klaten ada nasi bebek pedes madura itu ? Ya ada laaahhh . . .

Coba saja datang ke Proliman Bramen Sekarsuli Klaten. Terus clingak-clinguklah di situ untuk mencari Rumah Makan Legenda Klaten. Letaknya sekitar lima puluh meter sebelah timur bunderan proliman. Dekat kok dari bunderan proliman itu.

Iya . . . di rumah makan legenda Klaten inilah nasi bebek pedes Madura tersebut bisa kita nikmati sepuas-puasnya. Kita boleh menikmati pedesnya bebek sampai lidah kita mengeluarkan suara huh hah . . . huh hah . . . terus habis itu coba juga nikmati soup buahnya . . . bener-bener maknyuusss pokoknya . . .

Bagi siapa saja yang pernah mampir ke Jakarta, tentu sudah pernah merasakan lezatnya nasi bebek ala Madura ini di sana. Nah lezatnya nasi bebek Madura itu sebentar lagi bisa kita nikmati di Klaten. Alhamdulillah . . . gak usah jauh-jauh pergi ke Jakarta.

Dan satu lagi kelezatan nasi bebek pedes Madura di Klaten ini adalah serundengnya . . . eemm . . . nyem . . . nyem . . . nyem . . . nikmat nyaaaa . . . nasi bebek pedes yangditaburi dengan serundeng memang sangat lezat, nikmatnya jadi berlipat-lipat, bikin fikiran terus ingattt . . . .

Tapi sayangnya nunggu launching dulu . . . waduh . . . gak sabar ini, kepingin segera menikmati nasi bebek pedes ala Madura di Rumah Makan Legenda Klaten . . . he he he . . .




Kamis, 10 Agustus 2017

Lima Monyet, Dongeng Kreasi Cak Syam Legenda, Tukang Mie Ayam di Klaten



Suatu kali Cak Syam Legenda (owner RM Legenda Klaten), seorang tukang mie ayam di Klaten mengutip cerita tentang polah tingkah lima monyet. Alkisah di pinggiran sebuah hutan seorang petani yang jengkel dengan ulah monyet yang sering menjarah kebun jagungnya, ingin melakukan pengamatan untuk mempelajari perilakunya. Dia memasang beberapa alat penjebak sederhana dari kaleng bekas, yang dilobangi sebesar tangan monyet, di dalamnya berisi beberapa butir kacang kulit gongso. Dari alat sederhana tersebut, berpuluh monyet berhasil dia tangkap.

Beberapa hari kemudian si petani melakukan pengamatan itu. Mula-mula dia masukkan dua ekor monyet ( A dan B) ke dalam sebuah kandang besar. Setelah sebelumnya dia gantung setundun pisang raja matang yang telah menguning kulitnya di langit-langit kandang. Seutas tali dari rotan dia biarkan menggelantung ke bawah sampai mendekati lantai kandang.

Mula-mula keduanya asing dengan dunia yang baru ini. Mereka hanya berjalan-jalan mengendap-endap di dalam kandang dengan penuh curiga. Ketika mendongak ke atas, mereka tidak tertarik dengan pisang itu. 
 
Tengah hari rupanya si A mulai disergap rasa lapar. Maka mulailah dia untuk meraih tali dan memanjat untuk mengambil pisang. Rupanya tanpa sepengetahuan kedua monyet tersebut, si petani sudah menyiapkan belasan batu kali dan beberapa butir buah durian. Begitu sang monyet sampai separoh pemanjatan, dilemparilah dia dengan batu dan buah durian tersebut. Sang monyet kembali turun, sebelum berhasil memetik pisang. Kini sang monyet duduk lemas di lantai.

Sejenak kemudian kembali rasa laparnya menyergap perut si monyet. Dia langsung menyambar tali untuk memanjat dan meraih pisang. Namun rupanya kerasnya batu sebesar jeruk menghantam bagian belakang kepalanya, hingga benjol. Jatuhlah dia untuk yang kedua kalinya. Begitu seterusnya kejadian yang sama terjadi sampai lima kali. Dengan menahan rasa pening akibat benjol di kepalanya, sang monyetpun menyerah. Kini dia pasrah dan membiarkan perutnya keroncongan. 

Apa yang terjadi pada monyet A rupanya juga melanda monyet B. Dia juga mulai merasakan kelaparan. Orkestra keroncong mulai mengalun merdu dari perutnya. Secepat kilat dia menyambar tali dan mulai memanjat. Begitu sang monyet sampai separoh pemanjatan, petani melemparkan batu-batu itu dan beberapa butir durian ke arahnya. Sang monyet tak kuasa menahan serbuan itu. Dia kembali turun, dengan punggung membiru, akibat lemparan batu.

Sambil bersandar di dinding si A terpingkal-pingkal menyaksikan temannya mengalami serbuan petani tersebut. Dia lupa dengan rasa pening di kepalanya. 

Demi ditertawakan temannya, alih-alih menyurutkan niatnya, si B malah bersemangat. Detik itu pula dia melupakan rasa nyeri di punggungnya. Dia langsung menyambar tali untuk memanjat dan segera mungkin bisa meraih pisang. Namun rupanya kerasnya batu dan tajamnya duri-duri durian hutan itu kembali menyerbu badannya. Jatuhlah dia untuk yang kedua kalinya. 

Si A terpingkal-pingkal kembali demi dilihatnya kegagalan demi kegagalan temannya itu. Apa saya bilang, katanya dalam hati. Bandel sih . . .

Dengan menahan rasa nyeri di punggung, akhirnya si B menyerah juga. Terpaksa dia membiarkan perutnya keroncongan.

Untuk beberapa saat dalam kandang itu tidak ada upaya pengambilan pisang raja tersebut. Suasana kandangpun kini menjadi sepi.

Melihat kondisi ini, sang petani memasuk monyet ketiga ke dalam kandang. Pada saat yang sama tanpa diketahui oleh ketiga monyet tersebut, si Petani pulang ke rumahnya untuk rehat sejenak, ngopi-ngopi plus santap pisang goreng panas.

Rupanya monyet ketiga, sebutlah dia monyet C, dia juga sedang lapar. Begitu dia menatap ke langit-langit kandang, nampaklah olehnya setundun pisang raja yang telah menguning. Kelezatan dan keharuman pisang raja tersebut seakan telah menyentuh ujung hidungnya. Secepat kilat diraihlah ujung tali yang menggelantung itu. Dengan segera dia memanjat untuk mengambil pisang itu. Namun di luar dugaannya, di detik itu pula monyet A dan B berebut untuk meraih ekornya dan menariknya ke bawah. Jatuhlah si monyet C dan terjerembab di lantai. 

Sakit ? Iya sakit, tapi rasa lapar menyuruhnya untuk kembali memanjat. Kedua monyet kembali secara reflek berebut menarik ekor si monyet C. Begitulah kejadiannya bahkan sampai berulang enam kali. Maka sambil menahan nafas yang terengah-engah karena lelah si C memprotes kedua temannya. “Kenapa kalian menarik ekorkuu . . . aku laparrr ... ? protesnya dengan berteriak lantang. Akhirnya secara panjang lebar si A dan si B menceritakan semua kejadian yang baru saja mereka alami. Sebagai bukti si A menunjukkan kepalanya yang benjol dan si B menunjukkan punggungnya yang lebam membiru.

Akhirnya si C menyerah kepada keadaan dan membiarkan rasa laparnya menyergap perutnya lebih dalam. Padahal selama dia berada di dalam kandang tak ada satupun serangan yang dilakukan si petani, karena si petani sedang ngopi di rumahnya. Soal serangan itu, yang dia tahu hanya cerita dari si A dan B saja. Dia berfikir meskipun dia tidak mengalami sendiri kejadian itu, dia serasa ikut merasakan bagaimana peningnya kepala si A dengan benjolan sebesar buah jeruk itu. Juga betapa nyerinya punggung si B dengan lebam membiru itu. Kini dia benar-benar kapok dan memutuskan untuk tidak memanjat lagi. 

Sepiring pisang goreng dan secangkir kopi hitam telah menyegarkan tubuh pak tani. Kembali dia ingin mempelajari perilaku monyet-monyet itu. Tapi suasana kandang sudah tak memberinya pelajaran lagi, tak ada panjat memanjat tali lagi. Ketiga monyet berbaring lesu di lantai. Wah pelajaran kedua sudah selesai, pikir si petani. Detik selanjutnya monyet A dan B dikeluarkan dari kandang. Sebagai gantinya dimasukkanlah monyet D dan E. Kini kandang diisi bertiga; monyet C, monyet D dan monyet E. Rupanya kedua monyet baru ini juga sedang lapar.

Mula-mula monyet D yang punya inisiatif untuk memetik pisang duluan. Namun di cegah oleh si C. Si D menolak nasihatnya. Si C terus nyerocos menceritakan semua pengalaman yang pernah di alami oleh temannya yaitu si A dan si B, lengkap dengan benjol di kepala dan lebam di punggung kedua temannya itu. Bahkan saking semangatnya dia bilang kepala temannya itu benjol sebesar melon bukan sebesar jeruk dan lebam punggung temannya bukan hanya membiru tapi juga memerah dan menguning. Dan kali ini dia berhasil. Si D nyalinya bertambah ciut.

Demi mendengar berita yang mengerikan ini, rasa lapar si D langsung down grade. Kakinya gemetar, nyalinya menciut dan mengecil serta membuatnya memilih untuk duduk manis di pojok kandang. Dia menyerah sebelum bertanding walau dengan tetap membayangkan kelezatan dan keharuman pisang raja di langit-langit kandang itu. Saking kepinginnnya, sampai-sampai air liurnya kembali membasahi kerongkongannya. Namun fisiknya memilih untuk meringkuk di pojok kandang, karena ngeri dengan ancaman benjol di kepala sebesar melon dan lebam yang membiru, memerah dan menguning di punggung temannya itu.

Bagaimana dengan si E ? Rupanya si E ini type monyet yang bandel. Dia suka nekat kadang tanpa perhitungan. Maka begitu dia dinasehati si C bahwa nanti bakal begini dan begitu dia tidak ambil pusing. Dia tidak peduli dengan benjol sebesar melon atau lebam yang membiru, memerah dan menguning itu.

Segala cerita si C tersebut justru malah membuatnya penasaran. Dia malah terdorong untuk mencobanya. Dia yakin pasti bisa menghindar dari serangan petani. Maka secepat kilat dia raih ujung tali yang menjulur itu dan langsung naik ke langit-langit untuk mengambil pisang raja yang ranum itu. Dengan semangat dia makan pisang itu dan ternyata rasanya memang mak nyuss . . . Di mana petani yang katanya akan melempari dengan batu-batu kali itu, kata sang monyet dalam hati. Rupanya dia tidak lagi melempari monyet yang memanjat tali. Dia memang hanya akan melempar batu pada monyet pertama dan ke dua saja, sedang monyet lainnya dibiarkan. Atau di lain waktu dia membiarkan monyet pertama dan kedua, tapi melempari monyet ke lima dan ke sembilan dan seterusnya, tergantung nasib sang monyet. 

Namun rupanya permainan sang petani ini tidak di fahami oleh sang monyet. Mereka mengira bahkwa semua monyet yang akan mengambil pisang pasti di lempar batu kali. 

Berguru Pada Monyet.

Pikiran dan pengalaman monyet di atas sebenarnya adalah pikiran dan pengalaman kita semua. Ia benar-benar terjadi dalam realitas kehidupan kita. Pisang dalam dongeng di atas adalah impian manusia. Kandang adalah dunia kita. Untuk mendapatkan pisang, kadang dibutuhkan kenekatan dan sedikit jiwa bandel untuk bisa mendapatkannya.

Yang takut melangkah karena adanya kisah-kisah kegagalan orang lain pada akhirnya akan mengalami kegagalan. Cobaan, gangguan dan hambatan dari sang petani sebenarnya tidak melulu berupa batu, namun di sela-sela batu ada terselip buah durian. Tapi karena terlalu fokus dengan pisang yang menggelantung di langit-langit kandang, sang durian tak tampak di matanya. Dia tertutupi oleh batu, kecuali sekedar tajamnya duri yang melukai kulit. Buah duriannya menghilang. Dan itulah realitas kehidupan kita.

Kegagagalan orang lain dan berbagai pengalaman buruk yang kita dengar kadang justru menjadi batu sandungan terbesar dalam pencapaian impian kita. Berbagai pengalaman buruk orang lain bisa membuat kita takut mengambil langkah dan lebih memilih untuk menjadi pecundang saja. Ini akibat dari mindset kita yang telah teracuni oleh paradigma gagal yang yang disuntikkan dari kegagalan orang lain.

Berbeda dengan mindset orang sukses di mana mereka tidak takut akan kegagalan. Kegagalan malah dianggap sebagai fase yang harus dilampaui. Di fase berikutnya kesuksesan baru nongol. Jadi rintangan adalah proses pematangan yang mesti dijalani bahkan di saat para pecundang itu sudah menyerah kalah.

Terima kasih monyet . . . he he he . . .

Dongeng di atas diadaptasi dari buku (dengan perubahan redaksi seperlunya) :
Judul : Belajar Dari Lima Monyet
Penulis : Edi Mulyono
Penerbit : DIVA Press
Cetakan : Pertama, Agustus 2010
Tebal : 50 Halaman

Tulisan ini dihadirkan untuk memberikan spirit kepada rekan-rekan yang takut melangkah dalam berwirausaha.


 



 RM Legenda Klaten, Jalan Mayor Kusmanto Proliman Bramen Sekarsuli, seberang Star Steak Gergunung




Menu Baru Rumah Makan Legenda Klaten



 

Memasuki paruh pertama di semester dua di tahun 2017 ini, Rumah Makan Legenda Klaten, memperkenalkan menu baru. Ada Nasi Bebek Pedes Madura, Ayam Goreng Benhil, Mangut Welut Banyuwangi dan Mie Ayam Legenda dengan wajah baru.

Ragam menu makan yang ditawarkan di sebuah rumah makan diyakini Cak Syam Legenda (owner RM Legenda Klaten) sebagai salah satu magnet bagi konsumen. Magnet yang lainnya adalah service, lokasi, harga dan lain-lain.

Semua magnet tersebut ujungnya adalah kepuasan pelanggan. Jika sebuah rumah makan mampu mengola magnet di atas dengan baik, maka kepuasan pelanggan akan terpenuhi. Jika kepuasan pelanggan terpenuhi maka ini menjadi indikator kuat akan eksistensi rumah makan tersebut.

Menyadari pentingnya menu makan (product) sebagai magnet bagi para pelanggan, Rumah Makan Legenda Klaten menghadirkan beberapa menu baru. Menu baru ini hasil dari seleksi berbagai menu yang selama ini diicipi oleh Cak Syam Legenda di berbagai rumah makan di beberapa daerah di Indonesia.

Penjelajahan kuliner Cak Syam Legenda telah berhasil mencicipi berbagai menu makan di berbagai tempat. Sebut saja Ayam Goreng Sambel Ijo di Benhil Jakarta Pusat, Gulai Kepala Kakap di Tomang Jakarta Barat, Nasi Bebek Madura di Bekasi, Sop Kaki Kambing Abang Adek di Tanah Abang Jakarta Pusat, Gulai Ayam Pontianak, Ayam Goreng Banjarmasin, Nasi Ayam Lalap dan Bandeng Bakar di Tarakan Kaltara, Ikan Bakar Malinau Kaltara, Ikan Rebus di Berau Kaltim, Ayam Penyet di Gresik Jawa Timur, Nasi Rawon Surabaya dan seabreg menu lainnya.

Dari puluhan menu yang pernah dicicipi tersebut, terus dipilih-pilih sampai akhirnya diambil tiga menu yang dirasakan paling maknyusss . . . yaitu Nasi Bebek Madura, Ayam Goreng Benhil dan Mangut Welut Banyuwangi. Untuk menu terakhir ini adalah menu warisan ibuda tercinta sejak cak Syam Legenda masih kecil dulu di Banyuwangi sana.

Akhirnya dengan mengucap basmalah dalam suasana riang gembira dan hati yang berbunga-bunga, ketiga menu tersebut diputuskan akan segera dihadirkan di Rumah Makan Legenda yang terletak di Jalan Mayor Kusmanto dekat Proliman Bramen Sekarsuli Klaten. Tentu kehadiran Rumah Makan Legenda Klaten ini menjadi kabar gembira bagi para penghobi kuliner. Karena telah lahir satu lagi referensi kuliner di Kota Klaten Besinar ini. Alhamdulillah . . .

Semoga kehadiran menu baru, melengkapi menu mie ayam yang telah hadir sebelumnya, bisa memenuhi selera kuliner para pemburu kuliner pada umumnya dan khusnya untuk para pemburu kuliner di Wilayah Solo, Boyolali, Klaten dan Jogjakarta dan sekitarnya. Aamiin . . .

Inilah penampakan awan dari menu baru di Rumah Makan Legenda Klaten yang akan segera dilaunching dalam waktu dekat.





SELAMA MASA PROMO, MENU BARU DISKON 25 %